header
Tampilkan postingan dengan label Aku dan Sepeda. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Aku dan Sepeda. Tampilkan semua postingan

Pertimbangan Dalam Memilih Sepeda Lipat

>> 26 Mei 2010

Menurut hemat saya, dalam memilih sebuah sepeda lipat (seli) pertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

FUNGSI DAN PEMAKAIAN :
Bagaimana seli nanti akan digunakan, apakah sebagai alat transportasi/commuting harian atau sekedar dipakai olahraga sabtu/minggu

kalo pemakainnya lebih kepada alat transportasi/commuting harian yang jadi pertimbangannya adalah apakah dipakai mix commuting dengan moda transportasi lain seperti bus dan Kereta/KRL atau gowes langsung point to point.

Jika dipakai untuk mix commuting maka seli dengan diameter ban 16" menjadi sangat ideal mengingat dimensi ketika dilipat cukup ringkas sehingga gampang untuk ditenteng kedalam bus/ kereta

Jika penggunaannya untuk commuting point to point dengan jarak yang lumayan jauh > 10 km serta kondisi permukaan jalan yang beragam maka seli dengan ukuran diameter 20" bakalan lebih nyaman.

BUDGET
setelah fungsi dan kegunaan ditentukan sekarang tinggal tentukan budgetnya, rentang budget untuk seli berkisar 1 s/d 25 jutaan

Pasar seli di indonesia didominasi oleh seli 20" dengan rentang budget 2- 3 jutaan, pilihannya beragam seperti yang sudah saya tulis disini beserta tabel perbandingannya

MODEL DAN CARA LIPATAN
Pilih seli yang menurut anda mempunyai model lipatan dan cara melipat yang mudah dan praktis. Model Lipatan DLT (Dahon Licensed Technology) paling jamak diterapkan di seli yang beredar saat ini

KELENGKAPAN DAN AKSESORIS
pertimbangkan Kelengkapan dan aksesoris seli seperti spakbor dan rak belakang, meskipun sepele namun sangat berguna.

Read more...

New Baby Born : PATROL

>> 04 Mei 2010

Photobucket

Frameset
Frame : Patrol FXP 2009
Headset : FSA Sealed Bearing
Seatclamp : Amoeba

Suspension
Fork : Rock Shox Tora 318 U-Turn 85-135
RearShock : KS 290 CoilSpring

Wheelset
Rims : Alexrim XCR100D
Spokes : Alloy
Hub/Freehub : Novatec Best
Tire : Maxxis Swampting 26 x 2.35
Inner Tube : Maxxis 26 x 2.35 presta valve

Brakeset
Brakelever : Shimano M575
Kaliper : Shimano M575 with 7" disc adaptor
Rotor : Alligator 7"

Control
Handlebar : Controltech
Stem : Truvativ Hussevelt
Handgrip : Dabomb Hollyshit
Seatpost : Amoeba Borla 31.6"
Sadel : WTB Rocket V
Pedal : Wellgo Dual Purpose

Drivetrain
Shifter : SRAM X7
RD : SRAM X9 Medium Cage
FD : Shimano Deore
Crankset : Shimano SLX Dual Chainring 36-22 with Bashguard
Cassette : SRAM X9
Chain : Shimano SLX HG76
Outer Cable : Shimano

kisah perburuan parts dan komponen ada disana sini

Read more...

Memilih Sepeda Lipat : 2 - 3 Juta

>> 30 April 2010

Beberapa waktu yang lalu seorang sahabat di seberang sana meninggalkan pesan di inbox saya, berikut isinya :

Saya berencana akan membeli seli model DAHON DLT X-1, kira-kira apa yang harus saya apgred supaya lebih nyaman?Sekalian dengan nama & harganya

kalo beli X1 ato seli-seli lain yang perlu upgrade secara fungsional (bukan upgrade tampilan) cuma bottom braket alias as pedal, ganti dengan model sealed bearing biar gowesan lebih ringan dan lancar serta lebih awet, harganya cuma 80 rb kok. selebihnya tinggal setel jari jari dan rem saja. oiya ganti sadel juga bisa dipertimbangkan kalo tante merasa sadelnya kurang nyaman

Apa seli ELEMENT MAXX kualitas barangnya bagus atau tidak

Seli ELEMENT MAXX menurut saya Value For Money fitur dan riding feelnya oke, tinggal membiasakan cara melipat setang saja (karena agak keras)

Lebih bagus mana & nyaman seli model DAHON DLT X-1 atau ELEMENT MAXX

kalo ditanya lebih bagus mana DLT X1 dan MAXX saya (pendapat saya pribadi ya) prefer maxx dengan pertimbangan sisa budgetnya lumayan kan 400 ribuan bisa buat beli lampu helm dan perintilan gowes lainnya.

Seli model FOLD-X kualitas barangnya bagus atau tidak

tentang FOLD X saya belom pernah nyoba jadi no comment

penasaran dengan Fold X, akhirnya saya browsing sana sini, kayaknya yang model Fold X Slider 20" oke juga tuh secara teori dan penampakan kualitas frame dan speknya sekelas element Maxx nilai plusnya dari lipetan setangnya yang lebih ringkes dibanding maxx (mirip dahon Vitesse, Speed P8) setangnya juga memungkinkan untuk diganti-ganti plus bisa ganti diskbrake belakang

kalo ngeliat harganya yang sekitar 2.4 jt kayaknya bakalan ngalahin maxx tapi untuk perbandingan yang fair harus dicoba test drive satu satu.

saran, kalo bisa cari toko sepeda yang lumayan lengkap stoknya biar bisa nyobain seli berbagai merk sebelum memutuskan membeli

==========================================================
Sekilas dari pertanyaannya kayaknya SELI idaman beliau sudah jelas spesifikasinya yaitu Ukuran Ban 20" dengan rentang Budget 2 s/d 3 Juta.

Dipasaran, varian SELI ukuran 20" dengan rentang Budget 2 - 3 juta sangat beragam bahkan bisa dibilang mendominasi. Semuanya mengusung teknologi bahan dan Lipatan frame yang hampir sama yaitu aluminium dengan lipatan DLT (Dahon Licensed Technology). Yang membedakan selain harganya juga model lipatan di setang dan kelengkapan/aksesoris yang disertakan dalam paket pembelian. Beberapa seli tersebut antara lain yang pernah saya coba adalah :

1. Dahon Eco 3 Rp 3 Juta
2. DLT X1 By Ecosmo Rp 2.8 Juta
3. Polygon Urbano by Ecosmo Rp 2.8 Juta
4. Polygon Edisi B2W Rp 2.8 Juta
5. Downtube Nova Rp 2.5 juta
6. Element Sky Rp 2.4 juta
7. Element Maxx / MAxx II Rp 2.3 Juta

Sebenarnya banyak seli dengan merk lain seperti Genio, Family, Lauxx, serta Fold X seperti disebutkan diatas namun berhubung saya belum pernah mencobanya maka nggak berani kasih saran atau review. Terlampir saya buatkan tabel perbandingannya

Klik Aja untuk lebih jelasnya


Sebenarnya ada satu lagi seli pendatang baru dari produsen lokal, Wim Cycle Pocket Rocket 20 ". Kualitas bagus dan harganya itu lho under 2 juta sangat bersahabat dengan dompet. Saya tidak memasukkan di tabel seli karena rentang harganya diluar 2-3 jutaan seperti kriteria.

Read more...

What A Friday

Jumat pagi ini bangun kesiangan, bukan karena semalem begadang perang melawan 70 yahudi lho. Sempet bimbang antara berkereta Express ato mancal si koneng. Sembari mengumpulkan nyawa akhirnya kemas-kemas baju ganti. Ya akhirnya gowes juga meski jam dinding udah menunjukkan angka 6.45, telat start 15 menit dari biasanya.

Buat nguber waktu, start gowes langsung full power. Jalur Pistol yang notabene merupakan rute tercepat untuk sampai di Jakarta, pagi ini cukup ramai. Mudah-mudahan lancar sampai di kantor.Menjelang tugu batas Jakarta tiba-tiba seekor ayam nyelonong aja tanpa tengok kiri kanan, ya iyalah kan ayam matanya udah di kiri dan kanan ngapain lagi kudu nengok kiri kanan, buang buang energi aja. Walhasil sukses nabrak ayam dan nyusruk ke hamparan tanaman hias. Lihat kondisi sekitar gak ada orang lihat hihihiihihi tu ayam kayaknya sehat wal afiat cuma sedikit shock aja, mudah mudahan dia gak punya riwayat penyakit jantung. Buru buru deh saya kabur, beberapa tanaman hias di polybag nampak berantakan hehehehehe, maaf.

Sampai pertigaan depan SMP 134 Kembangan sedikit macet,beberapa motor yang harusnya ambil arah memutar nampak menerobos pembatas jalan dan melawan arus. Dengan dalih buru buru, saya ikutan ngantri buat melawan arus, karena cukup padat terpaksa berhenti sebentar. Maksud hati pengen nyandar ke pembatas jalan ternyata oh ternyata pembatasnya terbuat dari fiber yang dalemnya kopong. Tepat saat tangan saya bersender diatasnya, bergeserlah pembatas itu dan Brukk!! nyungsep dengan sukses. Sakit?? enggak sama sekali. malu??? iya hehehehe

Sampai di Semanggi ban belakang bocor. Terpaksa deh nuntun sampai kantor. Bongkar boangkar panier baru ketahuan kalo gak bawa tools dan pompa. Ya sudah lagsung parkir dan lari menuju lift. Pintu lift terbuka dan udah belasan orang di dalamnya.Terpaksa mengalah menunggu lift berikutnya yang agak sepi daripada dimaki-maki karena menyebar bom bau keringat dalam lift. Akirnya sampai juga di lt 10, absen sidik jari 8.08, 2 menit sebelum toleransi keterlambatan.

Read more...

10.000

>> 06 Februari 2010

10.000 rupiah mungkin tidak begitu berarti, hanya cukup untuk makan siang di kantin pinggir kali.

10.000 kilometer sungguh sangat berarti. Hari ini 6 Februari 2010 aku sudah bersepeda sejauh ini.

Photobucket

Read more...

Touring I : Tangerang - Rindu Alam

>> 03 November 2009

Niat awalnya cuma pengen nemenin om Jotrisno testdrive element maxx yang udah upgrade 9 Speed, diajak gowes ala piyayi ke kota mBogor. Lha kok mendadak beliau menyatakan tidak bisa gowes di hari sabtu. Walhasil rencana awal terancam gagal. Untunglah waktu nongkrong di bengkel pakdhe ketemu Om Yani, juragan kambing dari Tanah Abang. Chit-chat ngalor ngidul akhirnya malah janjian gowes Jakarta-Rindu Alam-Jakarta....... Gentlement, Let start The Journey !!

Etape I : Cipondoh - Pondok Indah - Cinere
Start dari rumah bakda subuh, janjian ketemu om Yani di arteri pondok indah seberang Rodalink.
Tepat jam 5.30 udah nyampe di tempat janjian. Cek henpon ada sms masuk ternyata Aki supri yang niatnya mo gabung batal karena ban sepedanya bocor. Perjalanan lanjut ke arah lebakbulus, disamping terminal om yani ambil jalan alternatif, blasak- blusuk tahu tahu nyampe di Cinere. Sepakat untuk pitstop sarapan bubur ayam didepan Cinere Mall.

Etape II : Cinere - Parung - Semplak - Bogor
Jam 6.30. Setelah isi BBM (BuBur ayaM) perjalanan segera dimulai, kali ini om yani bertindak sebagai leader secara beliau udah tahu lika-liku jalan menuju Kota Buitenzorg (belakangan baru saya tahu kalo ternyata itulah jalur satu-satunya yang om yani tahu). Jalur kali ini cukup panas dan ramai dengan angkot tapi tidak sampai macet. Kontur jalan lumayan datar dengan aspal rusak di beberapa ruas. Kurang dari satu jam kemudian sampai di pertigaan pasar parung, persimpangan ini merupakan titik temu dengan jalur BSD - Parung via puspitek ( next trip saya bakal coba jalur itu). Butuh waktu sekitar 10 menitan buat melepaskan diri dari kemacetan parah di pasar parung. Selepas itu perjalanan relatif lancar, aspal jalan raya parung-bogor yang mulus memungkinkan average speed diatas 25 kpj.

Jam 8.30. Memasuki kota bogor via semplak. Tepat di depan Lanud Atang Sanjaya terjadi insiden kecil, aspal yang rusak bikin kubangan kebo di tengah jalan dan kali ini yang jadi kebonya om yani hehehehehe. Akibat angkot yang ngerem mendadak X-trada merah dan penunggangnya jatuh ke kubangan. Akibat insiden tak berdarah ini celana dan baju om yani belepotan. Sakit nya sih enggak seberapa cuma malu diliatin orang- orang. Setelah rehat sebentar perjalanan dilanjutkan menyusuri jalur teduh ke arah stasiun bogor. Meski adem kontur jalan ini kayaknya nanjak landai, soalnya gowesan kayaknya nambah berat aja.

Etape III : pemanasan pra-nanjak >>Bogor - Tajur - Gadog
Jalur Bogor-Ciawi/Gadog via tajur emang lumayan menyiksa dengkul. Tanjakan landai nan panjang seakan gak ada habisnya. Kondisi jalan yang lagi diperbaiki membuat kemacetan parah sepanjang perjalanan. Terpaksa gowes mlipir lewat jalur paling pinggir, meleng dikit bisa nyusruk ke got atau ditubruk motor yang merangsek minta jalan. Panas, Debu dan macet ini benar-benar menyiksa.

Etape IV : Gadog - RA
Jam 10.15. Lokasi Alfamart samping RM Sederhana Gadog. Total distance di cyclo udah menunjukkan 80 km. Setelah rehat sekalian belanja isi bidon tepat jam 10.30 perjalanan dilanjutkan. Panas udah mulai berasa sampe ubun-ubun tapi niatan buat sampe ke RA udah kuat. Target awal sekitar jam duabelasan udah sampe di masjid At-ta'awun buat sholat dhuhur. Awal start gowes masih pede dengan semangat membara, pas sampe tanjakan patung ,OH no tinggi banget, nyali langsung ciut, semangat dan irama gowesan semakin susut. Kombinasi chainring langsung pindah ke 22-32. target awal sholat di at-ta'awun langsung direvisi, sholat di masjid terdekat hahahahahahaha. Gaya gowes langsung berubah ala babi alias nunduk mulu gak berani lihat ke depan. sejauh mata memandang hanya hitam aspal dan ujung ban depan yang berputar pelan. Sempat ngelirik cyclo, Damn!!! cuma 5 kpj ,asli bikin tambah stress. Akhirnya itu cyclo saya balik menghadap ke depan biar layarnya gak kelihatan dari tatapan mata hahahahaha.

Menjelang tanjakan Hotel Cikopo om yani menyusul, flatbar dan pedal cliplessnya benar-benar efektif buat kombinasi
chainring 32-34 nya. sementara saya dengan pedal flat dan raiserbar hanya bisa menunduk dan semakin menunduk (malu). sampe ditengah tanjakan terjadi insiden berdarah, om yani terjatuh dan dengkulnya lecet. setelah menepi baru ketahuan kalo rante nyelip diantara spoke dan gear terbesar. kayaknya setting RD X-tradanya bermasalah akibat jatuh di kubangan semplak.

Blessing in Disguise!! sambil nyetel RD sekalian bisa buat ngaso menyambung napas yang udah megap-megap. Beres, perjalanan dilanjutkan. Sampai di pasar cisarua tukang es buah segar benar benar menggoda iman. Kami sepakat untuk terpikat dan berhenti tepat jam 12.00. Harusnya sudah di At-Ta'awun nih hehehehe ternyata dengkul kami cuma mampu sampu cisarua, ya sutra sekalian istirahat sholat. 12.30 gowes lagi tetep dengan gaya Babi. Sumpah panasnya minta ampun. Tanjakan Pardede yang nauzubillahmindalik berhasil dilewati dan gak berasa mulai masuk kawasan kebun teh gunung mas, disinilah saya merasa diejek oleh alam, dalam benak saya setelah tikungan sehabis tanjakan adalah jalan datar namun apa daya ternyata cuma tanjakan dan tanjakan. Pemandangan Kawasan Puncak yang konon katanya indah dan segar ternyata bohong hahahahaha boro boro mau tengak tengok melihat pemandangan lha wong yang ada cuma nunduk lihatin aspal yang mulai diselimuti kabut tipis.

Jam 14.00 lokasi sekitar At-ta'awun, dengkul udah mau semplok ditambah udara berkabut dengan angin lumayan kencang mengharuskan rehat untuk kesekian kalinya. sempet mengganti energi dengan Power bar ala puncak alias gemblong manis. Lumayan buat cadangan power sampai ke finish. Tikungan dengan tipuan tanjakan setelah at taawun sudah menanti, gowes pun dilanjut hingga di kejauhan nampak tulisan segede gaban RM RINDU ALAM. wah bentar lagi nyampe nih....tapi kok udah 20 menit gowes gak nyampe-nyampe yang ada tikungan lagi dan tanjakan lagi. ya sudahlah serius gowes aja udah kepalang tanggung. Pokoknya Gowes dan gowes sampai akhirnya nemu juga turunan.Yihaaaa !!! seperti hilang dahaga seketika tapi tiba-tiba henpon di saku jersey bergetar hebat terpaksa menepi buat menerima panggilan yang menurut feeling saya penting. "Om balik lagi om, warung mang ade udah kelewat"!! suara om yani di seberang sana. Bujubuneng mesti balik dan Nanjak lagi. Apes!! Nasib Nasib

Etape V : Bike to Home
Jam 15.15 sampai juga di mang ade. Pofercis cake dan nasi goreng jumbo langsung dipesan buat pengganti stamina. setelah sholat ashar jam 16.30 pamitan pulang. wuidih dinginnya udara puncak mulai terasa di badan. meluncur turun full speed dengan tujuan mengejar kereta ke jakarta. Sampai di gunung mas hujan lebat mendera, segera menepi dan pake raincoat. Sepanjang perjalanan sampai stasiun bogor hujan benar-benar gak berhenti. basah kuyup sekuyupnya ditambah kemacetan yang luar biasa mulai dari taman safari. Jam 18.45 di stasiun Bogor. KRL Ekonomi AC tujuan tanah Abang berangkat pukul 19.10 sampai di stasiun karet jam 20.20 kami turun dari kereta lanjut gowes ke arah tanah abang sebelum akhirnya berpisah sebelum underpass, om yani belok kiri ke arah rumahnya yang tinggal selemparan kancut sementara saya masih harus gowes lagi ke tangerang. Ok, dengan sisa sisa tenaga gowes pelan via daan mogot. Jam 21.50 sampai rumah dengan selamat!! What a Wonderful Trip


Credit :
Leader : Rio Ahmad Yani with Xtrada
Sweeper : Pras With Si Koneng
Distance : Tangerang - Mang Ade 101 km
Mang Ade - Sta Bogor 27 Km
Sta. Karet - Tangerang 23 Km
Logistic : 2 botol Pocari
4 botol aqua
2 silverqueen mini
1 mangkuk es buah
3 Power bar
gemblong
1 piring pofercis cake
1 piring nasi doreng jumbo

Read more...

Another Bike Project #2

>> 15 September 2009

Dapet lagi part second dan copotan :

  1. Sitpost Raceface Deus XC
  2. Rotor Alligator 180 mm plus adaptor belakang
  3. Crank SLX Dual Chainring


Read more...

Another Bike Project #1

>> 04 September 2009

One is not enough adalah slogan J-Co Donuts untuk menggambarkan kalo makan donut mereka cuma sebiji bakalan gak puas, pengennya nambah dan nambah lagi. Lha kok kebetulan juga - padahal emang disengaja - slogan itu pas banget sama saya. One Bike Is Not Enough, satu sepeda tidak cukup. Setelah meminang Si Koneng yang catchy, selang beberapa bulan nambah lagi si Eco yang luwes dan gampang ditekuk-tekuk. Si Koneng jadi kendaraan tempur harian menemani aktivitas B2W, sementara Si Eco lumayan sering dipakai nyonya rumah. Kadangkala si Koneng juga diajak main tanah di seputaran Parigi - JPG - Cihuni seperti kodratnya sebagai MTB. Di trek ini, spek si koneng yang lahir sebagai sepeda Hardtail sangat mumpuni, tanjakan turunan dilibas tanpa ampun, cuman kalo ketemu makadam alias jalan yang banyak batu lepasnya si Koneng kelihatan grogi, pernah saking mindernya ban belakang sampe robek dan mbledos. Kejadiannya waktu di Cihuni, critanya ngikutin atlit MTB yang pake sepeda mentul-mentul. Buset nih orang kuencengnya naudzubilah turunan tanjakan jalan tanah maupun batu-batu dilibas dengan fulspit. Meski agak kedodoran, si koneng masih mampu ngimbangin, pas ketemu turunan berbatu pun tetep diusahakan fullspit kayak om atlit, namun ternyata peredaman goncangan yang cuma mengandalkan ban belakang dan bokong yang tebal tidak cukup untuk melawan kodrat alam. Walhasil jadi nuntun sepeda sekitar 3 km ke kampung terdekat gara gara ban mbledos.

Semenjak kejadian itu jadi kepikiran punya (ngerakit) sepeda yang bisa mentul-mentul cuman masalahnya harga frame sepeda yang mentul mentul itu gak murah. Terpaksa bersabar memendam keinginan cukup lama sampai akhirnya temen di milis melepas frame sepeda mentul mentul dengan harga bersahabat. Chit-chat sebentar dengan menteri keuangan di rumah langsung diapprove dengan syarat harus nyicil gak boleh langsung jadi. Siap laksanakan hehehehe.











Frame United Patrol FXP Coil 2009

Part yang sudah ada :
  1. Shifter SRAM X7
  2. FD SRAM X7
  3. RD SRAM X9
  4. Sprocket 9 Speed Sunrace
  5. Chain HG 73 Shimano

Read more...

The Old Man And The Bike

>> 04 Agustus 2009

Namanya pak Gito usianya nyaris 75 tahun namun badan dan raut mukanya masih terlihat segar. Pertemuan kami berawal di depan warungnya pakdhe tori di patal senayan, tempat kumpulnya temen-temen B2W dari cileduk dan sekitarnya atau yang tenar disebut d'Rock. Sore itu saya nyampe sebelum maghrib. Sambil menunggu temen-temen d'Rock sekalian mompa ban si eco yang kayaknya agak kempes. Tiba-tiba pundak saya ditepuk, reflek saya menoleh "Bisa pinjem pompanya mas? " Silahkan pak jawab saya. Telah berdiri dihadapan saya sorang bapak dengan celana bahan dan jaket biru pudar, kulit sepatunya nampak mengelupas di sana-sini. Sepeda federal biru disampingnya nampak kokoh dan terawat meskipun beberapa bagian catnya termakan karat. Saya pulang ke Cipondoh-Tangerang pak, jawab saya saat dia bertanya kemana saya pulang. Ooooo, saya ke kebonjeruk jawab si bapak, kalo gitu ntar bareng ya, saya sholat maghrib dulu.

Selepas sholat maghrib dan menikmati segelas teh panas kami sepakat untuk berangkat. Dari hasil ngobrol dengan pak gito saya jadi tahu kalo beliau ini pelaku bike2work sejati, bike4work malah. Setiap hari pak gito bersepeda hampir 100 km, ya 100 kilometer bukan 10 kilometer. Pekerjaannya sebagai kurir dokumen mengharuskan beliau keliling jakarta dari pagi hingga sore. Pagi hari pak gito berangkat dari rumahnya di kebonjeruk ke kantornya dibilangan TB simatupang, kemudian dilanjutkan mengantarkan surat dan dokumen ke alamat penerima di seputaran jakarta pusat, selatan dan timur. Rata-rata 30 sampai 50 dokumen diantarkannya dalam sehari mulai dari halim, cawang sampai perkantoran di sudirman thamrin. Saya juga sering lho mas nganter surat ke kantornya mas yang di gatot subroto itu kata pak gito dengan penuh semangat.

Iseng dalam pikiran saya terlintas pertanyaan pak gito ini bersepeda karena pilihan atau karena keadaan yang mengaruskan beliau terpaksa bersepeda. Dulu saya pake motor mas, bensinnya boros, sering macet kena polusi juga, saya jadi gampang sakit. Akhirnya motor itu lebih banyak nganggur dirumah dipake kalo perlu saja. Alhamdulillah jatah uang transpor dari kantor bisa saya tabung, lumayan buat nambah modal warung istri saya. Saya juga jadi jarang sakit, paling ya flu pilek ringan. Saya sungguh terharu dan bangga mendengar jawaban pak gito yang lugas itu.

Kami berpisah di kebonjeruk, sebelum berpisah saya copot biketag kuning dibawah sadel sepeda dan saya serahkan kepada pak gito. Beliaulah yang lebih layak mengenakan biketag tersebut. Dengan biketag itu mudah-mudahan banyak rekan B2W yang menyapanya dijalan , mengajaknya ngobrol sehingga semakin banyak cerita-cerita kebersahajaan pak gito yang diserap oleh kami pelaku B2W.

Read more...

Penjualan Sepeda Motor Akan Tembus 500.000 Unit

>> 31 Juli 2009

Sungguh fantastis 500.000 unit alias setengah juta motor diperkirakan bakal berlalu lalang di jalanan hanya dalam tempo satu bulan (Kompas 27/07/2009) , artinya rata rata tiap hari sekitar 16.666 unit motor yang berpindah ke tangan konsumen. Di Jakarta saja saat ini pengajuan permintaan STNK baru untuk motor sekitar 1.500 buah per hari, artinya dalam satu bulan sekitar 45.000 motor merangsek mencari jalur di jalanan kota Jakarta yang semakin sesak. Tidak menyisakan sedikitpun space buat sepeda dan pejalan kaki.

Read more...

Merakit Sepeda Murah

>> 06 Juni 2009

Merakit sebuah sepeda MTB seringkali terbentur dengan masalah budget, memang untuk ukuran kebanyakan orang harga sebuah sepeda masih dirasa cukup mahal. Anggapan itu ada benarnya, mengingat sebagian besar komponen dan aksesoris sepeda dibuat di luar negeri. Alhasil untuk membangun sebuah sepeda MTB yang mumpuni perlu isi dompet yang cukup tebal.

Salah satu cara menyiasati dana yang terbatas adalah dengan memanfaatkan komponen bekas. Namun untuk mendapatkan komponen bekas yang berkualitas anda harus cukup bersabar dan rajin berburu di forum jual beli, toko sepeda, bengkel sepeda atau di komunitas. Sering bertanya kepada rekan atau sahabat yang sudah berpengalaman merakit sepeda juga memperbesar peluang anda untuk mendapatkan komponen idaman. Memang komponen yang anda buru tidak semuanya langsung didapatkan pada saat yang bersamaan, jadinya semacam mencicil alias nabung komponen. Namun disinilah letak kenikmatan dalam membangun sebuah sepeda dengan budget yang terbatas. Sungguh sebuah kepuasan batin yang tidak terkira pada saat sepeda idaman selesai dirakit dan siap untuk digowes.

Niat saya untuk merakit sebuah sepeda MTB dengan budget hemat namun cukup mumpuni untuk diajak berBike2Work atau sekedar bermain XC ringan akhirnya terpenuhi.

Barang bekas hasil copotan di gudang :
  1. Crankset SR Suntour
  2. Shifter Shimano dual control 7 Speed
  3. FD Shimano Tourney
  4. Ban Luar Kenda 1.95
  5. Ban Dalam United
  6. Rantai Shimano 7 Speed
  7. Kaliper Rem Depan Shimano Non Series
  8. Kaliper Rem belakang Tektro
  9. Rotor Promax centerlock 6 bolt
  10. Handgrip Velo
  11. Sadel Selle Royal Rio
  12. Seatpost dan Seatclamp Alloy
  13. Bottle Cage Alloy
Daftar belanja komponen :
  1. Frame Scott Pro Racing - New : Rp 400.000
  2. Front Fork RST T7 - Second : Rp 200.000
  3. Wheelset Araya + Shimano non series - second : Rp 300.000
  4. Stem Zoom + Handle bar - second : Rp 100.000
  5. BB Shimano Bearing - New : Rp 80.000
  6. Headset - New : Rp 50.000
  7. RD Acera - New : Rp 110.000
  8. Sproket 8 Speed Megarange - New : Rp 130.000
  9. Kabel set - New : Rp 40.000
  10. Pedal - new : Rp 40.000
Total belanja+tips mekanik Rp 1.500.000



Read more...

Aku dan Sepeda

>> 01 Mei 2009

Dulu waktu baru pindah ke Jakarta gak kebayang bakal nekat naik sepeda. Dulu ketika masih tinggal di rumah mertua gak kepikiran naek sepeda. Waktu pindah rumah pun lebih memilih naek kereta. Sekarang tiap hari naik sepeda *dasar gila sepeda* awal mulanya cuma biar terlihat beda. Sekarang emang benar beda, perut mengempis, kulit menghitam, kolesterol asam urat dan trigliserid mereda. Sepeda memang luar biasa, sehari tanpa bersepeda kok rasanya hampa. Sungguh luar biasa.

Read more...

Dahon Eco 3 : Revo Edition

>> 25 April 2009

Kurang ganasnya performa Dahon Eco 3, akhirnya disadari dan segera disempurnakan dengan dirilisnya Dahon Eco 3 Revo Edition pertengahan April lalu. Sayangnya species baru Eco 3 ini tidak lahir dari principal Dahon di Amrik sana, namun dari hasil riset, contek kanan-kiri dan sedikit nekat.


Handlebar
Mengaplikasikan teknologi DLT alias Dia'R Licenced Technology dengan komposisi sebagai berikut :
  1. Steerer tube hasil mutilasi fork Zoom bawaan Si Koneng (nekat banget secara forknya masih bagus)
  2. Stem Kalloy
  3. V- Handlebar MJ Cycles panjang aslinya 60 cm dipotong 3 cm di kiri dan kanan
  4. Handgrip Vello Biologic


9 Speed by Shimano
upgrade 7 speed ke 9 speed dengan ubahan yang dilakukan :
  1. Sprocket Deore
  2. Rantai Deore HG
  3. Hub dan freehub Deore
  4. Shifter Deore
  5. Rear Derraliur Deore - akhirnya diganti Shimano Sora
Untuk pemasangan hub depan bagian penutup hub di pinggir kiri dan kanan dicopot, yang dipake hanya baut pipihnya aja (gak tau namanya) sama potong as Quick releasenya. Resikonya debu dan kotoran bahkan air jadi mudah nyelip ke hub tapi tinggal dirawat dan dicek secara berkala aja.

Setelah terpasang, posisi RD nyaris mencium ke tanah apalagi pas gigi 9, namun hasil testdrive masih aman melibas polisi tidur dan jalan jalan berlubang syaratnya kudu ekstra hati-hati apalagi untuk posisi menikung ke kanan. Takut mentok akhirnya RD diganti Shimano Sora.

Sprocket dan RD dan Rantai :


Shifter :


Hub dan Freehub :


Folded & Unfolded :

Ada sedikit trik supaya lipatan menjadi rapi tidak ngangkang karena terganjal stem
  1. Tarik steerertube sampai mentok
  2. Putar handlebar 180 derajat
  3. Lipat handlepost
Many thanks to Om Dian Rahmawan, You Rock !!

Updated : udah sering buat wira wiri B2W Cipondoh - Gatot Subroto PP full gowes (45 km) dan gak ada kendala. RD Balik lagi ke Deore dan Ban Ganti Maxxis Hoodlump 20 x 1.85


Read more...

Polygon B2W - Upgrade 2nd Episode

>> 07 April 2009

Meski udah didandani habis habisan di Episode I tetep aja hasrat untuk bikin tampilan si Koneng lebih menor dan sexy tetap gak surut. Bermodalkan semangat dan penghematan di semua lini kesampaian juga upgrade Episode II. Meski item yang diganti nggak sebanyak waktu dulu namun harus merogoh kocek cukup dalem hihihihi.

Rem Hidrolik

Penggantian rem hidrolik memang sesuai dengan rencana awal untuk meningkatkan performa. Apalagi setelah nyusruk waktu offroad di JPG akibat rem belakang yang nggak mumpuni, jadi haqqul yaqin kalo upgrade rem bener-bener sebuah kebutuhan dan bukan sekedar gaya-gayaan. Terpasanglah brake set Shimano SLX Hydrolic menggantikan rem Shimano non series di roda depan dan tektro di belakang. Kebetulan rotor Deore yang udah terpasang di hub depan dan belakang masih compatible jadi nggak perlu diganti, lumayan ngurangin budget.

Rims alias pelek
Sebenernya tidak ada masalah dengan pelek united yang terpasang sebelumnya, namun untuk sebuah keserasian dan mendongkrak tampilan terpaksa pelek lama digusur oleh Alexrim XD Lite plus jari jari diganti dengan warna hitam dan ternyata hasilnya emang mujarab, tongkrongan si koneng jadi lebih garang.


Seatclamp dan Bottle Cage
Seatclamp dan tempat botol bawaannya si koneng yang berwarna aluminium sedikit kurang matching dengan keseluruhan aksesoris yang dominan hitam, terpaksa dipensiunkan diganti dengan seatclamp MJ Cycle dan Topeak bottle cage.

Untuk sementara diputuskan stem dan handlebar tidak jadi diganti, jadilah tongkrongan si koneng sekarang kayak poto dibawah ini. Harusnya udah stop gak ada alasan upgrade lagi kecuali ada rejeki buat ganti hub dengan model bearing hehehehehe.

Read more...

Safety Riding

Bersepeda di belantara lalu-lintas Jakarta boleh dibilang nekat, demikian pendapat sebagian orang. Pendapat tersebut ada benarnya, polusi dan kesemrawutan lalu lintas benar-benar jadi musuh utama bagi mereka yang "nekat" bersepeda. Berdasarkan data, populasi kendaraan bermotor (mobil) di Jakarta hingga akhir 2007 mencapai 5.7 juta dan hampir 98 % merupakan kendaraan pribadi , jumlah tersebut sudah menyita 27.896.161 (m2) atau sekitar 70 % luas jalanan di ibukota yang hanya berkisar 40.093.774 (m2). Sisanya sekitar 30 %, diperebutkan oleh motor, bajaj, gerobak, pejalan kaki, pedagang kaki lima dan kendaraan lain termasuk sepeda. Makanya bersepeda di Jakarta bener-bener uji nyali, jika kurang berhati-hati resiko kecelakaan mengancam setiap saat. Atas nama keselamatan bersepeda, dibutuhkan good manner dari setiap pengendara, nggak asal srudak-sruduk. Berikut beberapa tips bersepeda secara sopan, aman dan selamat. Have a nice ride, salam berjuta sepeda.


Read more...

Satu Lagi Korban Sepeda

Hari ini sampai ke kantor agak telat karena harus periksa ke dokter langganan di bilangan Guntur Jakarta Selatan. Jam 7.45 baru mendarat di parkiran dan ternyata udah penuh. Tempat parkir si Koneng pun udah diserobot sama CBR Koneng, setelah geser sana geser sini akhirnya dapat juga sedikit space untuk menyelipkan si koneng diantara kerumunan motor. Harap maklum, kantor saya memang belum Bike Friendly gak seperti di Menara Mulia atau Unilever yang udah punya parkiran khusus sepeda. Hmmm jadi iri deh. Selesai digembok, tiba-tiba ada yang nyamperin dan bilang "Kalo penuh parkir di ruang mekanik aja, saya juga parkir disana kok". Tadaaaaaaaaa  setengah nggak percaya, " Emang mas Budi bawa sepeda???",  "Iya, sudah seminggu ini". Hore akhirnya ada satu lagi korban sepeda, dan jadilah rekor saya sebagai the one and only man riding a bike to his office terpecahkan. Who's Next????

Read more...

Dahon Eco 3 : Review Setelah 3 Bulan

>> 02 April 2009

Sedang berburu seli dan berminat mengoleksi Dahon Eco 3? Berikut saya paparkan review singkat SELIngkuhan kesayangan setelah pemakaian selama 3 bulan.

Head To Head
Dengan kisaran harga 2.7 juta Eco 3 berada sekelas dengan Polygon Urbano (2.8 jt), DLT xXx (2.9 jt) serta sang pendatang baru Seli Edisi B2W (2.8jt). Dibekali roda 20 inchi dan mengusung teknologi lipatan yang sama persis karena menggunakan Dahon Licenced Technology. Bedanya cuma dari sisi desain frame atau rangka. Polygon Urbano mengusung frame lawas milik Dahon Impulse yang dirilis tahun 2004, DLT xXx dan Seli B2w mengambil basis Dahon Speed/Vitesse. Sedangkan Eco 3 nampak lebih manis dengan hilangnya chainstay yang menghubungkan as roda belakang dan bottom bracket, jadi mirip dengan Dahon Curve.







(Gambar searah jarum jam : Dahon Eco 3 , DLT xXx, Seli B2w, Polygon Urbano)

Kelengkapan dan Aksesoris
Untuk urusan yang satu ini Dahon benar-benar pelit, mentang-mentang produk termurah dan pasti laku * karena orang melihat nama besar Dahon* . Duit 2.7 juta cuma dapet sepeda tanpa fender dan minirack. Jadi untuk gowes pas musim hujan dijamin nyiprat dan belepotan deh. Asal tahu saja, fender SKS untuk Eco 3 harganya sekitar 350 ribu sedangkan minirack Arclite sekitar 400 ribu, itupun barangnya belom tentu ready stock. Jadi jangan terkecoh dengan gambar di websitenya Dahon, disitu jelas jelas terpampang gambar Eco 3 lengkap dengan fender.

7 Speed
Untuk masalah "unjuk gigi", Eco 3 boleh jumawa karena dibekali dengan 7 gigi , yang dihandle sepenuhnya oleh shifter Shimano Revoshift dan RD Shimano Tourney. Lebih unggul satu gigi dibanding rival-rivalnya yang giginya ompong satu alias cuma 6 speed. Mungkin saja pabrikan Dahon berpikiran mengkompensasi ketiadaan fender dan rak dengan penambahan satu gigi. Tourney merupakan kelas entry levelnya Shimano, jadi jangan mengharapkan shifting yang presisi. Berdasarkan pengalaman saya, RD harus disetel ulang setiap 200 km atau empat hari sekali mengingat jarak tempuh berB2W saya sekitar 50 km per hari memaksa shifter dan FD bekerja lebih keras. Kemungkinan saya akan mengganti shifter dan RD dengan grade yang lebih baik.

Finishing Yang Kurang Rapi
Kesan kurang rapi dan asal asalan nampak pada finishing bagian penyangga setang/handlepost. Las-lasannya agak kasar, dibalut cat silver yang kelihatan alakadarnya. Jika sering terkena air hujan atau dicuci dengan air yang kualitasnya kurang bagus kemungkinan timbulnya karat di bagian ini sangat besar. Kebetulan Eco 3 yang saya punya kondisinya demikian, mudah mudahan ini bukan major bug dari pabrik.




Sadel Keras
Kecenderungan harga murah berbanding terbalik dengan kenyamanan barangkali ada benarnya, dengan harga yang menurut ukuran kurs bule "murah" sadel yang melekat diatas seatpost juga terkesan seadanya. Memang bentuknya cukup besar buat menyangga bokong namun busanya yang tipis bisa bikin gosong bokong, apalagi untuk gowes jarak jauh atau dalam durasi yang lama, sangat tidak recomended. Mengganti sadel dengan kualitas yang lebih baik bisa jadi alternatif solusi, atau tambahkan cover sadle yang mengandung jel namun pasti anda harus merogoh kocek agak dalam. Mau lebih murah? bawa sadel standar ke tukang reparasi jok motor, minta tambah busa dan dibungkus ulang, berdasarkan pengalaman seorang teman cara ini berbiaya 25.000 rupiah. Saya sendiri mengganti sadel dengan Selle Royal Gel, kebetulan dapet harga miring dari temen.


Rem
Rem model V-brake dari tektro sudah cukup mumpuni untuk menghentikan laju ban depan dan belakang. Namun sayang kualitas karet rem/ brakepad kurang bagus sehingga meninggalkan bekas hitam di sekeliling pelek /rims. Penggantian brakepad sangat direkomendasikan.



Pelek dan Ban
Resiko produk massal kadang kadang kurang presisi. Sama halnya dengan Dahon Eco 3, meskipun masih gres setelan jari-jari/ spoke kayaknya kurang presisi. Alhasil setelah saya pakai wira-wiri selama 3 bulan ini putaran roda jadi gak balance alias goyang dangdut. Gejala ini hilang setelah pelek disetel ulang. Untuk ban standar Kenda Kwest ukuran 20 x 1.50 cukup ngegrip dan cocok buat riding di aspal mulus, namun kurang mumpuni jika harus melibas jalan keriting,makadam maupun light ofroad. Penggantian ban ukuran 20 x 1.75 seperti yang saya lakukan cukup oke. Merk dan profil bisa disesuaikan dengan selera anda.


Headtube Tergores Kabel
Jalur kabel rem belakang dan RD yang posisinya di sebelah kanan headtube, riskan menyebabkan lecet cat di bagian headtube, karena pada saat sepeda dalam posisi dilipat dua kabel tersebut langsung bergesekan dengan headtube. Memindahkan jalur kabel ke sebelah kiri headtube bisa jadi solusi. Atau tempelkan stiker antigores di bagian headtube yang bersentuhan langsung dengan kabel. Kondom kabel kayak Jagwire sangat direkomendasikan cuman harganya cukup mahal.


Bunyi Berisik Di Lipatan Frame
Bunyi yang sedikit mengganggu sering muncul saat sepeda melewati jalan yang bumpy atau jalan konblok. Usut punya usut, sumber bunyi berasal dari engsel lipatan frame. Setelah dilumasi dengan grease atau gemuk langsung sunyi senyap. Untuk selanjutnya lakukan pengecekan di bagian ini minimal sebulan sekali. Lumasi dengan grease atau minyak Singer bila perlu.

Tips dari saya :

Jika keputusan anda meminang Dahon Eco 3 sudah bulat, berikut beberapa tips agar seli kesayangan jadi nyaman dan aman :
  1. Setel kembali jari-jari dan RD
  2. Ganti brakepad, gak mahal kok cuma 30 ribuan
  3. Pindahkan jalur kabel rem belakang dan RD ke sebelah kiri headtube, atau tempelkan stiker di bagian headtube
  4. Ganti sadel jika sepeda sering dipakai jarak jauh, atau modifikasi aja busanya di tukang jok.
  5. Lumasi engsel lipatan frame dengan grease atau minyak singer
Selamat berSELIngkuh, salam lipatan.

Read more...

Hati Hati Ranjau Paku

>> 20 Maret 2009

Sudah dua hari ini gowes melintasi flyover senayan ke arah gatot subroto dan menemukan puluhan paku berserakan. Paku-paku berukuran kurang lebih 2 centimeter dan terlihat masih baru tersebut ditebar dalam jarak 10 meter disisi paling kiri jalan. Entah siapa pelakunya yang jelas udah dua pengendara motor yang terlihat menuntun motornya akibat kempes ban. Dan dari pengamatan saya cuma ada satu tambal ban di sepanjang jalur flyover senayan sampai semanggi letaknya di seberang Hotel Sultan tepat di belakang halte. Bukan menuduh dan bukan berprasangka. Usut punya usut ternyata ranjau paku sudah jadi fenomena umum di jalanan Jakarta. Menurut data Traffic Management Centre yang dirilis disini terdapat setidaknya 25 titik rawan ranjau paku

Jakarta Pusat (5 Titik)

  1. Jalan Majapahit (dari Tanah Abang menuju Harmoni)
  2. Tugu Tani (dari Kebon Sirih menuju Senen)
  3. Ruas dari Senen menuju Jalan Merdeka Selatan
  4. Putaran di dekat Kedubes Amerika Serikat
  5. Jalan Layang Senen

Jakarta Utara (3 Titik)
  1. Jalan Perintis Kemerdekaan arah Pulogadung
  2. Jalan Yos Sudarso arah Tanjung Priok
  3. Jalan Enggano dari terminal menuju Pos 8 Tanjung Priok

Jakarta Timur (4 Titik)

  1. Jalan Pahlawan Revolusi arah Pulogadung
  2. Jalan MT Haryono setelah Jalan Layang Cawang
  3. Jalan Pramuka di kedua arah
  4. Jalan Perintis Kemerdekaan arah Cempaka Putih

Jakarta Selatan (13 Titik)

  1. Jalan Layang Permata Hijau arah Pondok Indah (depan Masjid Istiqomah)
  2. Ruas jalan dari Pondok Indah menuju perempatan lampu merah Kostrad
  3. Jalan Prof Dr Satrio
  4. Terowongan Casablanca
  5. Jalan Gatot Subroto (dekat Bank Mandiri sebelum Polda Metro Jaya)
  6. Semanggi menuju Kuningan serta arah sebaliknya
  7. Kebayoran Lama arah Pakubuwono
  8. Perempatan merah Fatmawati arah Trakindo
  9. Jalan Layang Jagakarsa arah Ranco
  10. Jalan Buncit Raya arah Mampang dan sebaliknya
  11. Jalan Kemang arah Blok O
  12. Jalan TB Simatupang (terutama dekat Jalan Layang Lenteng Agung arah Pasar Minggu)
  13. Ruas jalan dari Menara Saidah arah Kuningan

Jakarta Barat (3 Titik)

  1. Jalan S Parman arah Slipi (termasuk Jalan Layang Slipi)
  2. Perempatan lampu merah Slipi arah Tomang
  3. Jalan Layang Pesing
Jadi siapapun anda wasapada dan berhati-hatilah.

Read more...

Diabetes? Cegah Dengan Bersepeda

>> 19 Maret 2009

Dalam hidup ini berlaku hukum "tabungan". Apa yang kita lakukan menjadi tabungan di masa mendatang. Apa yang kita tabung sedikit demi sedikit akan terasa hasilnya bertahun-tahun kemudian. Begitu pun dengan penyakit. Mulai dari segelas minuman favorit hingga suka menonton TV hingga larut. Siapa nyana kalau itu bisa meningkatkan risiko diabetes?

10 Kebiasaan Kecil Pemicu Diabetes

1. Teh manis

Penjelasannya sederhana. Tingginya asupan gula menyebabkan kadar gula darah melonjak tinggi. Belum risiko kelebihan kalori. Segelas teh manis kira-kira mengandung 250-300 kalori (tergantung kepekatan). Kebutuhan kalori wanita dewasa rata-rata adalah 1.900 kalori per hari (tergantung aktivitas). Dari teh manis saja kita sudah dapat 1.000-1.200 kalori. Belum ditambah tiga kali makan nasi beserta lauk pauk. Patut diduga kalau setiap hari kita kelebihan kalori. Ujungnya: obesitas dan diabetes. Pengganti: Air putih, teh tanpa gula, atau batasi konsumsi gula tidak lebih dari dua sendok teh sehari.


2. Gorengan

Karena bentuknya kecil, satu gorengan tidak cukup buat kita. Padahal gorengan adalah salah satu faktor risiko tinggi pemicu penyakit degeneratif, seperti kardiovaskular, diabetes melitus, dan stroke. Penyebab utama penyakit kardiovaskular (PKV) adalah adanya penyumbatan pembuluh darah koroner, dengan salah satu faktor risiko utamanya adalah dislipidemia. Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan peningkatan kadar kolesterol total, LDL (kolesterol jahat) dan trigliserida, serta penurunan kadar HDL (kolesterol baik) dalam darah. Meningkatnya proporsi dislipidemia di masyarakat disebabkan kebiasaan mengonsumsi berbagai makanan rendah serat dan tinggi lemak, termasuk gorengan.
Pengganti: Kacang Jepang, atau pie buah.

3. Suka ngemil

Kita mengira dengan membatasi makan siang atau malam bisa menghindarkan diri dari obesitas dan diabetes. Karena belum kenyang, perut diisi dengan sepotong atau dua potong camilan seperti biskuit dan keripik kentang. Padahal, biskuit, keripik kentang, dan kue-kue manis lainnya mengandung hidrat arang tinggi tanpa kandungan serta pangan yang memadai. Semua makanan itu digolongkan dalam makanan dengan glikemik indeks tinggi. Sementara itu, gula dan tepung yang terkandung di dalamnya mempunyai peranan dalam menaikkan kadar gula dalam darah.
Pengganti: Buah potong segar.

4. Kurang tidur.

Jika kualitas tidur tidak didapat, metabolisme jadi terganggu. Hasil riset para ahli dari University of Chicago mengungkapkan, kurang tidur selama 3 hari mengakibatkan kemampuan tubuh memproses glukosa menurun drastis. Artinya, risiko diabetes meningkat. Kurang tidur juga dapat merangsang sejenis hormon dalam darah yang memicu nafsu makan. Didorong rasa lapar, penderita gangguan tidur terpicu menyantap makanan berkalori tinggi yang membuat kadar gula darah naik.
Solusi: Tidur tidak kurang dari 6 jam sehari, atau sebaiknya 8 jam sehari.

5. Malas beraktivitas fisik

Badan Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, kasus diabetes di negara-negara Asia akan naik hingga 90 persen dalam 20 tahun ke depan. "Dalam 10 tahun belakangan, jumlah penderita diabetes di Hanoi , Vietnam , berlipat ganda. Sebabnya? Di kota ini, masyarakatnya lebih memilih naik motor dibanding bersepeda," kata Dr Gauden Galea, Penasihat WHO untuk Penyakit Tidak Menular di Kawasan Pasifik Barat. Kesimpulannya, mereka yang sedikit aktivitas fisik memiliki risiko obesitas lebih tinggi dibanding mereka yang rajin bersepeda, jalan kaki, atau aktivitas lainnya.
Solusi: Bersepeda ke kantor.

6. Sering stres

Stres sama seperti banjir, harus dialirkan agar tidak terjadi banjir besar. Saat stres datang, tubuh akan meningkatkan produksi hormon epinephrine dan kortisol supaya gula darah naik dan ada cadangan energi untukberaktivitas.Tubuh kita memang dirancang sedemikian rupa untuk maksud yang baik.Namun, kalau gula darah terus dipicu tinggi karena stres berkepanjangan tanpajalan keluar, sama saja dengan bunuh diri pelan-pelan.
Solusi: Bicaralah pada orang yang dianggap bermasalah, atau ceritakan pada sahabat terdekat.
Fakta: Bersepeda merupakan olahraga yg mangandung unsur rekreasi sehingga dapat menurunkan stres.

7. Kecanduan rokok

Sebuah penelitian di Amerika yang melibatkan 4.572 relawan pria dan wanita menemukan bahwa risiko perokok aktif terhadap diabetes naik sebesar 22 persen. Disebutkan pula bahwa naiknya risiko tidak cuma disebabkan oleh rokok, tetapi kombinasi berbagai gaya hidup tidak sehat, seperti pola makan dan olahraga. Pengganti: Permen bebas gula. Cara yang lebih progresif adalah mengikutihipnoterapi. Pilihlah ahli hipnoterapi yang sudah berpengalaman dan bersertifikat resmi.

8. Menggunakan pil kontrasepsi

Kebanyakan pil kontrasepsi terbuat dari kombinasi hormon estrogen dan progestin, atau progestin saja. Pil kombinasi sering menyebabkan perubahan kadar gula darah. Menurut dr Dyah Purnamasari S, Sp PD, dari Divisi Metabolik Endokrinologi RSCM, kerja hormon pil kontrasepsi berlawanan dengan kerja insulin. Karena kerja insulin dilawan, pankreas dipaksa bekerja lebih keras untuk memproduksi insulin. Jika terlalu lama dibiarkan, pankreas menjadi letih dan tidak berfungsi dengan baik.
Solusi: Batasi waktu penggunaan pil-pil hormonal, jangan lebih dari 5 tahun.

9. Takut kulit jadi hitam

Menurut jurnal Diabetes Care, wanita dengan asupan tinggi vitamin D dan kalsium berisiko paling rendah terkena diabetes tipe 2. Selain dari makanan, sumber vitamin D terbaik ada di sinar matahari. Dua puluh menit paparan sinar matahari pagi sudah mencukupi kebutuhan vitamin D selama tiga hari. Beberapa penelitian terbaru, di antaranya yang diterbitkan oleh American Journal of Epidemiology, menyebutkan bahwa vitamin D juga membantu keteraturan metabolisme tubuh, termasuk gula darah.
Solusi: Gunakan krim tabir surya sebelum "berjemur" di bawah sinar matahari pagi selama 10-15 menit.

10. Keranjingan soda

Dari penelitian yang dilakukan oleh The Nurses' Health Study II terhadap 51..603 wanita usia 22-44 tahun, ditemukan bahwa peningkatan konsumsi minuman bersoda membuat berat badan dan risiko diabetes melambung tinggi. Para peneliti mengatakan, kenaikan risiko itu terjadi karena kandungan pemanis yang ada dalam minuman bersoda. Selain itu, asupan kalori cair tidak membuat kita kenyang sehingga terdorong untuk minum lebih banyak.
Pengganti: Jus dingin tanpa gula.

So, jika anda gemar selonjoran di sofa empuk nonton tv sampai larut malam sambil ngemil gorengan ditemani teh manis ato minuman bersoda sembari merokok untuk menghilangkan stres karena anda susah tidur, segera ambil sepeda anda dan genjotlah.

(Sumber : Prevention )

Read more...

Polygon B2W - Full Upgrade

>> 14 Maret 2009

Setelah pemakaian selama kurang lebih 4 bulan dari rumah ke kantor dengan variasi trek aspal, konblok sampai jalan kampung yang rusak parah serta beberapa kali offroad ringan di sekitaran komplek, bahkan maen di trek JPG maupun Cihuni akhirnya ketahuan juga major bug-nya si koneng alias Polygon Edisi B2W :


Fork
Saat dirilis, sepeda ini dibekali dengan fork alias sokbeker depan merk Zoom. Awalnya sih lumayan empuk, namun lama-lama jadi keras dan membal. Maklum saja, teknologi yang diusungnya masih merupakan campuran oli dan per. Untuk alasan kenyamanan, rasanya penggantian ke shockbreaker tipe udara patut dipertimbangkan. Akhirnya terpilihlah RST First sebagai penahan ajrut-ajrutan. Selain sudah menggunakan teknologi "air suspension" juga dilengkapi dengan 13 setelan tingkat kekerasan. Cara pengaturannya juga mudah banget tinggal geser tombol Remote Lock sesuai kondisi jalan yang dilalui , O - untuk jalanan offrod, C- untuk common use dan R- untuk jalan aspal yang mulus. Hasil test melewati jalan on maupun offroad sangat memuaskan, mentul-mentulnya benar-benar terasa namun tetap stabil. Gile kalo RST First aja udah seenak ini gimana sokbeker yang seharga satu motor bebek yaaa???

Crank
Jika dianalogikan sebuah mobil, crank ibarat mesin, sebab bagian inilah penghasil power untuk menggerakkan sebuah sepeda. Empat bulan bertahan dengan crank SR Sountur bawaan Polygon B2W, berasa gowesnya makin lama makin berat dan mulai keluar bunyi-bunyian gak jelas. Mungkin akibat sering melibas genangan air hujan sehingga bikin kering grease ato gemuk di dalamnya. Untuk meringkankan kerja dengkul dipilihlah crank Shimano Deore FC-M532-L berteknologi Hollowtech II dan 9 speed compatible.

Cassete Sprocket dan Chain
Cassete sprocket atau gir belakang bawaan yang cuma 7 speed mulai kedodoran melayani kebutuhan gowes terutama pas di tanjakan. Bikin napas nyaris putus. Akhirnya dipensiunkan diganti darah muda CS-HG50-9M yang bisa digeber 9 speed. penggantian gir ini wajib dibarengi penggantian chain alias rantai CN-HG53 karena rantai yang lama cuma mampu melayani 7 gir.


Shifter, FD dan RD







Penggantian gir menjadi 9 speed wajib diikuti penggantian Shifter, Front Derailleur, dan Rear Derailleur. Agar serasi dengan crank disandingkanlah Shifter Deore SL-M530, FD M530-6 dan RD-M531-L menggantikan fungsi Shimano Tourney aslinya.

Hub dan Freehub






Penggantian Cassete sprocket juga berimbas pada penggantian hub HB-M535-L dan freehub FH-M535-L supaya bisa dipasangin diskbrake.

Brake Lever dan Diskbrake
Karena stock brake lever Shimano deore sedang kosong untuk sementara dipakai Brake lever Polygon. Untuk kaliper rem depan pake Shimano Non series, sedang rem belakang masih pake Tektro. Rotor ato piringan rem pake Deore untuk depan dan belakang.


Others :
Rims : United Double Wall
Tyre : Kenda Kinetic 26 x 1.75
Pedal : Alloy
Seatpost : Amoeba Scud
Stem : Zoom
Handlebar : Kalloy Oversize
Sadle : Selle Royal Rio
Grip : Velo Biologic


Hasilnya jadi Seperti ini






















Cukup untuk sementara, selanjutnya nabung buat ganti Rims, Brakeset Hydrolic, Stem dan Handlebar

Read more...
Bike To Work

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP