header

Kenapa Harus Kuala Lumpur

>> 23 Januari 2009

Hari ini saya harus terbang ke KL alias kuala lumpur. Malaysia. Mencoba menikmati liburan Chineese New Year alias Imlek di negara tujuan utama TKW tersebut.

Kalo boleh milih sih liburan kali ini mending dihabiskan di Indonesia aja, kayak Bali, Lombok, Toraja or sekalian di Raja Ampat.Namun suara terbanyak sudah memutuskan bahwa ritual tahunan kantor kali ini harus ke luar negeri. titik. So jadilah ini trip kedua saya ke KL dan sekitarnya.

Think Possitive aja guys. Yup, nikmati aja and mudah-mudahan ada something new yang bisa saya dapatkan.Lagian Gratis ini he hehe . Mak Cik... I'm Coming . (campur aduk mode on)

Read more...

Gowes Perdana Barengan Obama

>> 20 Januari 2009

Bertepatan dengan pelantikan Obama sebagai presiden AS kulit hitam pertama , hari ini Selasa 20 Januari 2009, juga menandai sejarah pergowesan saya dengan sepeda lipat. Bike to work perdana dengan Dahon Eco 3 memberikan sensasi yang luar biasa. Perkiraan waktu tempuh yang saya pikir bakalan lebih lama ternyata meleset. Total perjalanan 25 km tuntas dalam waktu 1 jam 20 menit, alias sepuluh menit lebih pendek dibandingkan gowes MTB dengan jarak dan rute yang sama.

Riding position sangat nyaman karena posisi badan yang tegak tidak membungkuk, posisi tangan yang sejajar membuat handling lebih sip. Menggowes roda ukuran 20 inchi ternyata sangat ringan, bawaannya mau ngebut terus, ditambah tapak ban sempit khas ban on-road membuat laju Dahon tambah ngacir. Sayang maximum speed dan average speednya nggak ketauan karena belum pasang cyclo.

Sewaktu nulis postingan ini baru sadar kalo selama gowes saya gak pindah posisi gir alias pake single speed. Padahal Eco 3 merah ini dibekali 7 speed. Tanjakan flyover tol puri kembangan dan taman ria senayan sukses ditaklukkan. Hebatnya lagi (mode sombong on) gak pake ngos-ngosan kayak waktu gowes si koneng. Sempet nyobain sprint dari semanggi sampe halte pajak dengan posisi badan bergaya ala dragster alias nunduk abis and nyaris nabrak metromini, untung remnya pakem (insyaf deh he he he).

Keunggulan khas sepeda lipet yang gak mungkin didapet di MTB adalah gesitnya nyelap-nyelip di sela-sela kemacetan. Terbukti sepanjang Benhil-Dukuh yang kondisinya pamerpaha alias padat merayap tanpa harapan sukses dilalui. Ruarrr Biasa

Read more...

Dahon Eco 3 SELIngkuhan Baruku

>> 15 Januari 2009

Setelah melalui proses perburuan selama hampir dua bulan akhirnya SELI idaman Dahon Eco 3 tiba dengan selamat. Berasa bener untuk mendapatkannya udah kayak nyari minyak tanah, keberadaanya langka dan tidak jelas kapan ready stok. Semua jaringan Rodalink se-Jabodetabek udah ditelponin dan hasilnya nihil, harus inden dulu untuk stok bulan Februari itupun dengan harga yang tidak mengikat. Milis dan forum udah dipantengin tetep aja keberadaan mahluk ini susah terendus. Kebayang gimana sakawnya saya saat itu. Obat penawar yang biasanya ada di Apotik Tebet maupun Apotik Bintaro pun gak ready stok, idem dito dengan di rodalink harus inden. Barangkali di Jakarta sepeda lipat udah jadi colector item atau malah udah jadi lifestyle kayak blackbery sampai-sampai over demand. Atau udah banyak golongan narsis yang mengambil jalan pintas menjadi SELIbritis hehehehe termasuk saya. Iseng punya iseng coba telpon ke Rodalink Semarang, ternyata mahluknya bersemayam disana. Tanpa cas cis cus langsung aja dibooking. Segera kontak ke temen kantor di semarang buat ambil barang plus menyerahkan maharnya. Kabar baek, ternyata barang bisa dikirim ke Jakarta cuma nambah 70.000 dan tiba tiga hari berikutnya. Mengingat prosesnya yang kayak antri minyak tanah alias minah, semula seli ini akan saya namakan Mbak Minah, namun setelah kompromi dengan istri dipilihlah nama Mbak Pretty. Untuk review komplitnya ada disini

Read more...

Henpon Riwayatmu Dulu


Berikut ini beberapa henpon alias hape yang sudah saya gunakan selama hampir 10 tahun terakhir. Jadi sadar ternyata teknologi berkembang begitu pesat

Siemens C25 (1999)

Ini adalah henpon pertama yang saya beli, harganya waktu itu sekitar Rp 700.000 Non Garansi alias BM. Bentuknya guedhe dengan berat 1 ons lebih, nggak nyaman kalo dimasukin ke kantong celana/baju. Fiturnya standar, cuma buat SMS dan telpon doang. Henpon ini phonebooknya terbatas banget, jadi cuma mengandalkan phonebook di simcard yang waktu itu cuma bisa nampung 100 record. Ringtonenya ada 20 macem tapi belom pake getar, sering banget bikin kaget kalo lagi rapat hihihi. SMS yang masuk di inbox nggak bisa disimpen lama-lama karena kapasitasnya cuma 10 buah, kebayang kan kalo dapet sms lebaran yang jumlahnya ratusan. Bisa pegel jempolnya buat nge-delete inbox. Spek detilnya bisa dilihat disini

Siemens C35i (2000)

Alasan utama ganti ke henpon ini karena kebutuhan untuk mengupgrade memory phonebook. Harganya cukup lumayan, beli second Rp 1.400.000 lagi lagi barang BM, kalo harga barunya waktu itu sekitar 2 jutaan. Bentuknya yang slim serta kombinasi warna silver di chassingnya membuat henpon ini tampak manis jadi rugi kalo dikantongin, bawaannya mo pamer aja he hehe emang dasar narsis. Phonebooknya bisa dijejalin 100 nomor kontak. Fiturnya udah lebih modern dibanding C25, ada T9 input, calculator, curency converter, stopwatch plus udah bisa "dipaksa bergetar" . Games bawaannya ada 4 - reversi, quatropoli,minesweeper dan wayout. Kalo lihat embel-embel huruf /i/ di belakangnya dapat dipastikan kalo henpon ini bisa buat internetan. Namun sayang teknologi WAP browser 1.1 yang tertanam didalamnya jadi mubazir karena semua operator seluler waktu itu belum secanggih sekarang. Spek detilnya bisa dilihat disini

Samsung R220 (2001)

Warna layarnya yang biru serta ringtonenya yang nyaring menjadi daya tarik luar biasa dari henpon ini. Apalagi iklannya waktu itu cukup gencar. Beli bekas dari temen seharga Rp 900.000. Agak heran juga kenapa baru seminggu beli kok udah dilego, padahal harga barunya lumayan, sejuta lebih. Setelah sebulan dipakai baru ketahuan deh "bug'' nya. Ternyata kalo kita lagi nulis sms trus ada sms ato telpon masuk, sms yg sedang kita tulis itu langsung ilang. Bikin bete... pantesan dijual. Secara teknologi henpon ini mirip dengan C35i, bedanya cuma warna layar dan beratnya yang kurang dari 1 ons. Spek komplitnya cek aja disini

Sony Ericsson R600 (2002)

Produk hasil kolaborasi Sony dan Ericsson ini beratnya cuma 89 gram, cukup mungil. Warna Layarnya bisa diganti-ganti Merah, Ijo sama Orange. Dibeli baru seharga Rp 1.600.000 full garansi. Banyak banget plusnya dari benda yang satu ini, EMS (Enhanched Message Service) yang bisa kirim pesan dan smiley atau graphical icon, SMSnya support 1440 karakter - bisa kirim 4 SMS sekaligus, hebatnya lagi udah support GPRS, pas banget dipasangin sama IM3 - operator seluler pelopor GPRS - yang baru muncul kala itu. Bisa donlod buat gonta ganti wallpaper, mantabs deh pokoknya. Sayangnya henpon ini harus dijual karena sering restart sendiri yang membuat saya kehilangan 200 kontak yang tersimpan didalamnya. Lebih lengkapnya ada disini


Ericsson T10 (2002)

Dibeli seharga Rp 100.000 dari teman kos yang sedang BU berat dalam kondisi yang mengenaskan: tanpa charger dan dus, flip depan udah nggak ada, keypad lecet-lecet, baterai imitasi, dudukan baterai harus diganjal kertas, baterai cuma tahan setengah hari, ancur banget deh - mana tiap ada panggilan masuk langsung lowbatt. Kemahalan kayaknya untuk sebuah barang rongsokan, tapi inilah harga sebuah pertemanan hehehe. Alhamdulillah henpon ini hilang dicopet di bis dalam perjalanan Semarang-Magelang. Beginilah kondisi henpon ini pas jaman jayanya.


Sony Ericsson T310 (2003)

Inilah pertama kalinya saya punya henpon berkamera dan berlayar warna. Dengan harga Rp 2.000.000 tanpa garansi resmi, henpon ini lumayan mumpuni. Teknologi layarnya masih STN 256 colors, namun inilah cikal bakal layar LCD 256.000 colors yang dibenamkan pada henpon mutahir saat ini. Kameranya berjuluk CommuniCam MCA-25 merupakan kamera opsional dan untuk menggunakannya harus dipasangkan ke port yang ada di henpon. Kualitas gambar yang dihasilkan lumayan ( lebih tepatnya pas-pasan) hehehe. Ringtonenya udah polyponic dan bisa diganti melalui donlod over GPRS Clas 4 yang diusungnya. Kirim-kiriman MMS juga bisa dilakukan dengan T310 ini. Dengan menu MMS ini saya pernah menang lomba MMS yang diadain IM3 Semarang dan dapet uang 10 lembar ratusan ribu. Henpon ini satu-satunya henpon jadul yang masih tersisa dengan kondisi yang cukup menyedihkan (dead pixel di layar dan batrenya bocor) sangat jauh jika dibandingkan kondisi barunya

Nokia 8250 (2003)

Pada saat awal dirilisnya henpon ini diposisikan oleh Nokia sebagai henpon kelas menengah. Beratnya yang cuma 81 gram plus menu yang user friendly khas nokia menjadikannya lebih unggul di kelasnya. Display biru serta casing elegan yang bisa digonta-ganti cocok untuk "kaum eksekutif" yang sangat peduli pada penampilan, makanya gak heran kalo bosku memilih henpon ini sebagai fasilitas dinasnya. Namun seiring usia dan dirilisnya communicator henpon ini jadi sering nganggur dan akhirnya jadi fasilitas dinasku he he he. Namun "kemewahan" ini tidak bisa saya nikmati terlalu lama, namanya juga barang bekas pasti kondisinya udah nggak bugar lagi. Baru tiga bulan dipakai henpon ini mulai sakit-sakitan, gejalanya sering lowbat dan timbul bercak di displaynya. Setelah dua kali diopname di tukang service, akhirnya henpon ini menemui ajalnya dengan kondisi MATOT alias mati total.

LG 600 (2003)

LG600 merupakan salah produk yang diluncurkan LG electronic pada awal kiprahnya di pasar henpon Indonesia. Gak heran kalo banyak komentar miring tentang henpon ini. "Kulkas Kok buat nelpon" atau "Nyalain TVmu dong" hihihi jadi senyum-senyum sendiri kalo inget, maklum sebelumnya LG kan terkenal karna produk kulkas ama tivi. Status henpon ini sama dengan Nokia 8250 alias henpon dines. Mungkin karna sama-sama buatan Negeri Ginseng maka spesifikasinya mirip dengan Samsung R220. Kapasitas phonebook yang mampu menampung 500 entry lumayan bisa diandalkan. Semenjak dihibahkan ke temen kantor, saya nggak tahu lagi nasib henpon ini selanjutnya.

Nokia 6600 (2004)

Inilah henpon yang paling "gue banget" , posturnya yang bogel tapi manis mirip banget sama saya hihihi. Inilah henpon most wanted jaman itu dan juga henpon tercanggih yang sanggup saya beli dalam kondisi baru. Fiturnya yang seabrek bener-bener membuat nokia 6600 ini jadi gadget yang powerfull. Symbian OS Versi 6 menjadi bekal yang sangat mumpuni buat penggemar multimedia, ratusan aplikasi mulai dari games, music player sampai chatting bisa berjalan di platform ini. Tersedia Memory external berupa MMC 32 MB yang bisa diupgrade up to 128 MB yang cukup buat menampung puluhan lagu, video, juga photo poto hasil jepretan kamera VGA nya. Namun dibalik keunggulan yang diusungnya ada satu kelemahan yang fatal yaitu tidak tersedianya fitur anti copet, kalo saja fitur itu ada pasti henpon ini gak bakal ilang diatas bus Damri jurusan Jatingaleh - Pasar Johar Semarang.

Nokia 3230 (2004)

Karna udah kadung tune in dengan ketangguhan Symbian OS versi 6, terpilihlah Nokia 3230 ini sebagai pengganti henpon yang dicopet. Fitur-fiturnya mirip dengan pendahulunya apalagi kamera nya udah 1.3 Megapixel plus music player dan radio FM built in, benar-benar menghibur. Sayang penambahan fitur tersebut tidak membuatnya lebih powerful malah terkesan lebih lemot dibanding 6600. Akses antar menunya cenderung lambat dan jadi sering hang. Entahlah apakah disebabkan cacat bawaan ato pengaruh aplikasi yang diinstal dalam RS -MMC ato penyebab lainnya, yang jelas henpon ini saya anggap kurang memuaskan dan dengan sangat terpaksa harus dilelang.

Dopod 818 Pro (2005)

Karena tidak mau mengulang pengalaman kurang memuaskan dengan symbian OS di Nokia 3230, kepikiran juga untuk mencoba gadget dengan OS yang berbeda. Yup pilihan akhirnya jatuh pada Dopod 818 Pro, sebuah PDA Phone berbasis Windows Mobile 5.0 benar-benar gadget yang mutahir dan ruarr biasa. Meskipun Procesor TI Omap 850 cuma berkecepatan 195 Mhz namun sangat stabil plus daya tahan baterainya yang luar biasa. Kamera 2.0 MP plus fitur makro buat foto jarak dekat sangat oke. Fungsi PDA-nya membantu sekali buat pekerjaan kantoran ringan kayak edit dokumen, tampilin presentasi ataupun sekedar browsing dan kirim email. Pilihan konektivitasnya juga lumayan lengkap ada infrared, blutut, GPRS, USB dan juga Wifi - yang selalu on di setiap hotspot apalagi yang gratisan . Mudahnya Sinkronisasi data dengan outlook di PC maupun Laptop menbuat saya tidak cemas terhadap ancaman kehilangan kontak di phonebook. Mulai dari nomor telpon, alamat email, website hingga catatan khusus bisa dihandle dengan oke. Metode input dengan stylus pada touchscreennya sangat nyaman, apalagi jika fitur handwriting recognitionnya diaktifkan, serasa menulis diatas kertas. Slot memory eksternal hotswapnya sangat memudahkan saat harus memindahkan file dari dari dan ke MMC 1 GB yang tertanam di dalamnya. Jika bukan karena kerusakan pada touchscreennya rasanya saya belum akan berganti gadget hingga saat ini. Mengingat jasa-jasanya selama hampir tiga tahun tidak berlebihan jika bangkai dopod 818 pro ini masih tersimpan rapi.

HTC Touch (2008 - Now)

Terpilih menggantikan tugas dopod 818 pro karena spek, fungsi dan konektivitasnya yang mirip. Memiliki fitur TouchFlow 3D interface yang memungkinkan input dan memilih menu lewat usapan/sentuhan jari, sebuah pengalaman yang menyenangkan. Meskipun tanpa dilengkapi koneksi 3G tapi udah cukup mumpuni buat internetan dan sekedar update facebook. Fungsi telponnya malah jadi jarang digunakan karena udah diambil alih ponsel CDMA yang lebih murah. Gak heran kalo call recieved recordnya lebih banyak dari call dialed record trus tagihan telpon pascabayar jadi stabil dibawah seratus ribu perbulan, dengan pemakaian terbanyak untuk internetan over GPRS EDGE. Mudah-mudahan PDAphone ini awet dan sehat wal afiat.

Nokia 2115i CDMA (2008 - Now)

Dibeli buat dijadikan modem internet dial up via CDMA. Harganya cukup murah karena ini barang BM. Nokia Indonesia sendiri secara resmi merilis henpon ini dengan nama 2116 CDMA. Sejak saya berlangganan internet broadband, fungsi henpon ini dikembalikan menjadi alat berhalo-halo dan kadang-kadang jadi senter.

Read more...

Today 35 Years Ago (in Picture)

inilah wajah bangsa kita hari ini 35 tahun yang lalu










(sumber : http://indonesiakemarin.blogspot.com)

Read more...

Help!!!! ...Jam Macet dan Polusi Jadi Lebih Lama

>> 14 Januari 2009

Kebijakan perubahan jadwal masuk anak sekolah jadi jam 6.30 yang berlaku efektif sejak 5 Januari kemaren menurut hemat saya sebagai penyepeda malah tidak efektif. Justru memperpanjang waktu kemacetan serta menambah jam polusi. Bagaimana tidak??? Dari pengamatan saya jika sebelumnya anak sekolah masuk jam 7.00 maka kemacetan dan polusi baru mulai jam 6.00 maka sejak tanggal 5 Januari kemaren kemacetan dan polusi udah mengincar kita sejak jam 5.30, Kenapa Bisa Begitu ????

  1. Perubahan jam masuk lebih awal membuat anak-anak sekolah takut telat, jadi yang biasanya ke sekolah naik kendaraan umum sekarang minta diantar keluarganya. Jika masing masing anak diantar dengan satu motor atau satu mobil, kebayang kan bagaimana kemacetan dan kesemrawutan yang terjadi.
  2. Orang tua yang biasanya naik kendaraan umum terpaksa harus menggunakan kendaraan pribadi baik motor atau mobil buat nganterin anaknya supaya nggak telat Abis itu langsung ke tempat kerjanya soalnya tanggung kalo harus balik lagi ke rumah - apalagi yang jarak rumahnya cukup jauh. Nambah deh penyumbang polusi dan macetnya.
  3. Angkot dan metromini - yang selama ini menjadi penyumbang kemacetan karena gaya slonong boy dan ngetem sembarangan - ikut beroperasi lebih pagi. Hughhh.
Saya yang biasanya bisa menikmati udara segar diatas sepeda dari jam 05.00 sampe jam 06.00 sekarang cuma punya setengah jam buat mendapatkan kemewahan itu.... duh sedihnya...so pesan saya buat para penyepeda, berangkat lebih pagi atau pake maskermu !!

Read more...

>> 08 Januari 2009

beberapa hasil jepretan dari HTC Touch

@ Bandar Jakarta

@ Pantai Pasir Putih - Lampung

The Last Sunset

Read more...

Cuisine Of Jengkol

>> 07 Januari 2009


Karena malam ini koki di rumah gak sempet masak akhirnya kami memutuskan untuk berwisata kuliner. Sempet bingung juga mo makan apa secara hampir semua jenis jajanan di sekitar komplek rumah udah kita cicipin. Mulai dari yang cuma numpang liwat di lambung kayak soto dan sate padang sampe yang ngendon di lambung agak lama kayak nasi goreng kambing dan bebek goreng.

Daripada bingung dan tambah laper jadilah kami keluar ke arah situ cipondoh, blom punya bayangan apa yang mo diburu. Pas lewat di depan warung Nasi Uduk Bu Salminah, kepikiran kayaknya boleh juga dicoba. Biasanya kalo lihat orang lagi makan disini istriku selalu bilang "Aneh malem-malem kok jualan nasi uduk kayak gitu". Soalnya nasi uduk ini biasanya jadi menu sarapan kami pas sabtu ato minggu pagi hari bareng ama tupat sayur dan bubur ayam.

Kebetulan pembeli malam itu udah pada selesai makan jadi pas kami dateng langsung dilayanin. Aku pesen nasi uduk pake semur tahu, bakwan goreng plus ati kebo alias semur Jengkol. Sementara istriku pake telor dadar, bakwan goreng plus semur tempe. O iya krupuk, bawang goreng dan sambel udah include dalam setiap porsinya.

Ramuan nasi uduk dan "uborampenya" ala bu salminah ini menurut kami sangat pas dan khas banget. Bener bener kerasa makanan home made-nya. Satu lagi yang te o pe be ge te alias top banget adalah semur jengkolnya yang empuk dan tidak bau menyengat khas jengkol or pete. Mantabbb dehh

Total harga untuk dua piring nasi uduk plus dua gelas es teh manis cuma 15.000 perak. 3M deh pokoknya Murah Meriah Maknyuusss (pantesan banyak yang beli). So buat penyuka jengkol yang mau nyobain semur jengkol Premium Quality cocok banget dateng kesini letaknya kira-kira 200 m dari situ/danau cipondoh ke arah daan mogot (deket masjid). Warungnya bersih lho model kayak toko yg pake rolling door gitu ada tulisannya Nasi Uduk Bu Salminah. Buka Sore-Malem

Read more...

Sepeda Lipat Siapa Mau

Tidak bisa dipungkiri demam sepeda lipat alias folding bikes alias SELI memang lagi menjangkiti para "gowesser" istilah saya buat para pecinta sepeda, bahkan meluas sampai ke kalangan yang awam sepeda. Tanya Kenapa??


Praktis !!
Bagi para gowesser kepraktisan seli menjadi daya tarik tersendiri. Seli bisa diandalkan sebagai sarana commuting dari rumah ke kantor (bike to work) secara langsung atau dapat digabungkan dengan moda transportasi umum lainnya seperti kereta api dan bis. Dari rumah ke stasiun/terminal naik sepeda, sampai di stasiun/terminal sepeda langsung dilipat lanjut dengan kereta atau bis. Untuk melipat dan membuka kembali seli sangat mudah dan tidak memerlukan waktu lama, cukup dalam hitungan detik. Ukuran seli pada saat dilipat juga sangat ringkas sehingga mudah dibawa kemana-mana alias sangat portable.

Aman !!

Jika memakai sepeda jenis MTB atau sepeda onthel terkadang kita dipusingkan pada saat parkir. Kendala lokasi parkir, tidak adanya parkir khusus sepeda atau tidak adanya tukang parkir yang bisa dititipin sepeda membuat kita was-was. Soalnya sepeda termasuk barang yang gampang "menyublim" bisa lenyap dalam seketika jika kita lengah. Bagi para pemakai seli, urusan parkir bukan hal yang memusingkan lagi bahkan seli nyaris tidak perlu tempat parkir karena pemakai seli biasanya rela menenteng sepedanya kemana-mana. Jadi sepeda selalu ada dalam pengawasan pemiliknya, relatif lebih aman.

Unik!!
Jenis, bentuk dan warna seli sangat beragam dan menarik sehingga mampu menyihir siapa saja untuk mencobanya, memilikinya atau sekedar tanya-tanya. Jangan heran jika para pemakai seli menjadi mendadak jadi "SELIbritis" dan jadi pusat perhatian orang-orang sekitarnya. Ironisnya yang diperhatikan justru sepedanya bukan orangnya he he he. Meskipun kepopuleran seli sedang menanjak namun jika dibandingkan dengan populasi sepeda jenis lainnya seperti MTB masih kalah banyak sehingga kesan ekslusif, wah dan unik dari sebuah seli masih cukup kental. So buat yang berbakat narsis, seli bisa dijadikan "alat pamer".

At Any Cost !!
Kisaran harga seli saat ini sangat beragam dari ratusan ribu sampai puluhan juta tergantung model dan merk. Dengan budget dibawah satu juta sebuah seli baru buatan cina dengan rangka besi serta merk yang sayup-sayup sudah bisa didapat. Sebuah seli kelas menengah buatan lokal seperti united dan polygon yang rangkanya sudah menggunakan almunium dibandrol antara 2-3 jutaan. Namun jika dompet anda cukup tebal dan budget tidak menjadi kendala, pilihan seli kelas atas seperti Dahon, Strida, Birdy bisa dipertimbangkan. Rata-rata seli kelas atas ini berharga "wah". Seli dengan kisaran harga 2-4 juta menjadi seli yang paling banyak diburu, so jangan heran jika barangnya sedikit langka dan butuh perjuangan untuk mendapatkannya. Mau???

Read more...
Bike To Work

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP