header

Henpon Riwayatmu Dulu

>> 15 Januari 2009


Berikut ini beberapa henpon alias hape yang sudah saya gunakan selama hampir 10 tahun terakhir. Jadi sadar ternyata teknologi berkembang begitu pesat

Siemens C25 (1999)

Ini adalah henpon pertama yang saya beli, harganya waktu itu sekitar Rp 700.000 Non Garansi alias BM. Bentuknya guedhe dengan berat 1 ons lebih, nggak nyaman kalo dimasukin ke kantong celana/baju. Fiturnya standar, cuma buat SMS dan telpon doang. Henpon ini phonebooknya terbatas banget, jadi cuma mengandalkan phonebook di simcard yang waktu itu cuma bisa nampung 100 record. Ringtonenya ada 20 macem tapi belom pake getar, sering banget bikin kaget kalo lagi rapat hihihi. SMS yang masuk di inbox nggak bisa disimpen lama-lama karena kapasitasnya cuma 10 buah, kebayang kan kalo dapet sms lebaran yang jumlahnya ratusan. Bisa pegel jempolnya buat nge-delete inbox. Spek detilnya bisa dilihat disini

Siemens C35i (2000)

Alasan utama ganti ke henpon ini karena kebutuhan untuk mengupgrade memory phonebook. Harganya cukup lumayan, beli second Rp 1.400.000 lagi lagi barang BM, kalo harga barunya waktu itu sekitar 2 jutaan. Bentuknya yang slim serta kombinasi warna silver di chassingnya membuat henpon ini tampak manis jadi rugi kalo dikantongin, bawaannya mo pamer aja he hehe emang dasar narsis. Phonebooknya bisa dijejalin 100 nomor kontak. Fiturnya udah lebih modern dibanding C25, ada T9 input, calculator, curency converter, stopwatch plus udah bisa "dipaksa bergetar" . Games bawaannya ada 4 - reversi, quatropoli,minesweeper dan wayout. Kalo lihat embel-embel huruf /i/ di belakangnya dapat dipastikan kalo henpon ini bisa buat internetan. Namun sayang teknologi WAP browser 1.1 yang tertanam didalamnya jadi mubazir karena semua operator seluler waktu itu belum secanggih sekarang. Spek detilnya bisa dilihat disini

Samsung R220 (2001)

Warna layarnya yang biru serta ringtonenya yang nyaring menjadi daya tarik luar biasa dari henpon ini. Apalagi iklannya waktu itu cukup gencar. Beli bekas dari temen seharga Rp 900.000. Agak heran juga kenapa baru seminggu beli kok udah dilego, padahal harga barunya lumayan, sejuta lebih. Setelah sebulan dipakai baru ketahuan deh "bug'' nya. Ternyata kalo kita lagi nulis sms trus ada sms ato telpon masuk, sms yg sedang kita tulis itu langsung ilang. Bikin bete... pantesan dijual. Secara teknologi henpon ini mirip dengan C35i, bedanya cuma warna layar dan beratnya yang kurang dari 1 ons. Spek komplitnya cek aja disini

Sony Ericsson R600 (2002)

Produk hasil kolaborasi Sony dan Ericsson ini beratnya cuma 89 gram, cukup mungil. Warna Layarnya bisa diganti-ganti Merah, Ijo sama Orange. Dibeli baru seharga Rp 1.600.000 full garansi. Banyak banget plusnya dari benda yang satu ini, EMS (Enhanched Message Service) yang bisa kirim pesan dan smiley atau graphical icon, SMSnya support 1440 karakter - bisa kirim 4 SMS sekaligus, hebatnya lagi udah support GPRS, pas banget dipasangin sama IM3 - operator seluler pelopor GPRS - yang baru muncul kala itu. Bisa donlod buat gonta ganti wallpaper, mantabs deh pokoknya. Sayangnya henpon ini harus dijual karena sering restart sendiri yang membuat saya kehilangan 200 kontak yang tersimpan didalamnya. Lebih lengkapnya ada disini


Ericsson T10 (2002)

Dibeli seharga Rp 100.000 dari teman kos yang sedang BU berat dalam kondisi yang mengenaskan: tanpa charger dan dus, flip depan udah nggak ada, keypad lecet-lecet, baterai imitasi, dudukan baterai harus diganjal kertas, baterai cuma tahan setengah hari, ancur banget deh - mana tiap ada panggilan masuk langsung lowbatt. Kemahalan kayaknya untuk sebuah barang rongsokan, tapi inilah harga sebuah pertemanan hehehe. Alhamdulillah henpon ini hilang dicopet di bis dalam perjalanan Semarang-Magelang. Beginilah kondisi henpon ini pas jaman jayanya.


Sony Ericsson T310 (2003)

Inilah pertama kalinya saya punya henpon berkamera dan berlayar warna. Dengan harga Rp 2.000.000 tanpa garansi resmi, henpon ini lumayan mumpuni. Teknologi layarnya masih STN 256 colors, namun inilah cikal bakal layar LCD 256.000 colors yang dibenamkan pada henpon mutahir saat ini. Kameranya berjuluk CommuniCam MCA-25 merupakan kamera opsional dan untuk menggunakannya harus dipasangkan ke port yang ada di henpon. Kualitas gambar yang dihasilkan lumayan ( lebih tepatnya pas-pasan) hehehe. Ringtonenya udah polyponic dan bisa diganti melalui donlod over GPRS Clas 4 yang diusungnya. Kirim-kiriman MMS juga bisa dilakukan dengan T310 ini. Dengan menu MMS ini saya pernah menang lomba MMS yang diadain IM3 Semarang dan dapet uang 10 lembar ratusan ribu. Henpon ini satu-satunya henpon jadul yang masih tersisa dengan kondisi yang cukup menyedihkan (dead pixel di layar dan batrenya bocor) sangat jauh jika dibandingkan kondisi barunya

Nokia 8250 (2003)

Pada saat awal dirilisnya henpon ini diposisikan oleh Nokia sebagai henpon kelas menengah. Beratnya yang cuma 81 gram plus menu yang user friendly khas nokia menjadikannya lebih unggul di kelasnya. Display biru serta casing elegan yang bisa digonta-ganti cocok untuk "kaum eksekutif" yang sangat peduli pada penampilan, makanya gak heran kalo bosku memilih henpon ini sebagai fasilitas dinasnya. Namun seiring usia dan dirilisnya communicator henpon ini jadi sering nganggur dan akhirnya jadi fasilitas dinasku he he he. Namun "kemewahan" ini tidak bisa saya nikmati terlalu lama, namanya juga barang bekas pasti kondisinya udah nggak bugar lagi. Baru tiga bulan dipakai henpon ini mulai sakit-sakitan, gejalanya sering lowbat dan timbul bercak di displaynya. Setelah dua kali diopname di tukang service, akhirnya henpon ini menemui ajalnya dengan kondisi MATOT alias mati total.

LG 600 (2003)

LG600 merupakan salah produk yang diluncurkan LG electronic pada awal kiprahnya di pasar henpon Indonesia. Gak heran kalo banyak komentar miring tentang henpon ini. "Kulkas Kok buat nelpon" atau "Nyalain TVmu dong" hihihi jadi senyum-senyum sendiri kalo inget, maklum sebelumnya LG kan terkenal karna produk kulkas ama tivi. Status henpon ini sama dengan Nokia 8250 alias henpon dines. Mungkin karna sama-sama buatan Negeri Ginseng maka spesifikasinya mirip dengan Samsung R220. Kapasitas phonebook yang mampu menampung 500 entry lumayan bisa diandalkan. Semenjak dihibahkan ke temen kantor, saya nggak tahu lagi nasib henpon ini selanjutnya.

Nokia 6600 (2004)

Inilah henpon yang paling "gue banget" , posturnya yang bogel tapi manis mirip banget sama saya hihihi. Inilah henpon most wanted jaman itu dan juga henpon tercanggih yang sanggup saya beli dalam kondisi baru. Fiturnya yang seabrek bener-bener membuat nokia 6600 ini jadi gadget yang powerfull. Symbian OS Versi 6 menjadi bekal yang sangat mumpuni buat penggemar multimedia, ratusan aplikasi mulai dari games, music player sampai chatting bisa berjalan di platform ini. Tersedia Memory external berupa MMC 32 MB yang bisa diupgrade up to 128 MB yang cukup buat menampung puluhan lagu, video, juga photo poto hasil jepretan kamera VGA nya. Namun dibalik keunggulan yang diusungnya ada satu kelemahan yang fatal yaitu tidak tersedianya fitur anti copet, kalo saja fitur itu ada pasti henpon ini gak bakal ilang diatas bus Damri jurusan Jatingaleh - Pasar Johar Semarang.

Nokia 3230 (2004)

Karna udah kadung tune in dengan ketangguhan Symbian OS versi 6, terpilihlah Nokia 3230 ini sebagai pengganti henpon yang dicopet. Fitur-fiturnya mirip dengan pendahulunya apalagi kamera nya udah 1.3 Megapixel plus music player dan radio FM built in, benar-benar menghibur. Sayang penambahan fitur tersebut tidak membuatnya lebih powerful malah terkesan lebih lemot dibanding 6600. Akses antar menunya cenderung lambat dan jadi sering hang. Entahlah apakah disebabkan cacat bawaan ato pengaruh aplikasi yang diinstal dalam RS -MMC ato penyebab lainnya, yang jelas henpon ini saya anggap kurang memuaskan dan dengan sangat terpaksa harus dilelang.

Dopod 818 Pro (2005)

Karena tidak mau mengulang pengalaman kurang memuaskan dengan symbian OS di Nokia 3230, kepikiran juga untuk mencoba gadget dengan OS yang berbeda. Yup pilihan akhirnya jatuh pada Dopod 818 Pro, sebuah PDA Phone berbasis Windows Mobile 5.0 benar-benar gadget yang mutahir dan ruarr biasa. Meskipun Procesor TI Omap 850 cuma berkecepatan 195 Mhz namun sangat stabil plus daya tahan baterainya yang luar biasa. Kamera 2.0 MP plus fitur makro buat foto jarak dekat sangat oke. Fungsi PDA-nya membantu sekali buat pekerjaan kantoran ringan kayak edit dokumen, tampilin presentasi ataupun sekedar browsing dan kirim email. Pilihan konektivitasnya juga lumayan lengkap ada infrared, blutut, GPRS, USB dan juga Wifi - yang selalu on di setiap hotspot apalagi yang gratisan . Mudahnya Sinkronisasi data dengan outlook di PC maupun Laptop menbuat saya tidak cemas terhadap ancaman kehilangan kontak di phonebook. Mulai dari nomor telpon, alamat email, website hingga catatan khusus bisa dihandle dengan oke. Metode input dengan stylus pada touchscreennya sangat nyaman, apalagi jika fitur handwriting recognitionnya diaktifkan, serasa menulis diatas kertas. Slot memory eksternal hotswapnya sangat memudahkan saat harus memindahkan file dari dari dan ke MMC 1 GB yang tertanam di dalamnya. Jika bukan karena kerusakan pada touchscreennya rasanya saya belum akan berganti gadget hingga saat ini. Mengingat jasa-jasanya selama hampir tiga tahun tidak berlebihan jika bangkai dopod 818 pro ini masih tersimpan rapi.

HTC Touch (2008 - Now)

Terpilih menggantikan tugas dopod 818 pro karena spek, fungsi dan konektivitasnya yang mirip. Memiliki fitur TouchFlow 3D interface yang memungkinkan input dan memilih menu lewat usapan/sentuhan jari, sebuah pengalaman yang menyenangkan. Meskipun tanpa dilengkapi koneksi 3G tapi udah cukup mumpuni buat internetan dan sekedar update facebook. Fungsi telponnya malah jadi jarang digunakan karena udah diambil alih ponsel CDMA yang lebih murah. Gak heran kalo call recieved recordnya lebih banyak dari call dialed record trus tagihan telpon pascabayar jadi stabil dibawah seratus ribu perbulan, dengan pemakaian terbanyak untuk internetan over GPRS EDGE. Mudah-mudahan PDAphone ini awet dan sehat wal afiat.

Nokia 2115i CDMA (2008 - Now)

Dibeli buat dijadikan modem internet dial up via CDMA. Harganya cukup murah karena ini barang BM. Nokia Indonesia sendiri secara resmi merilis henpon ini dengan nama 2116 CDMA. Sejak saya berlangganan internet broadband, fungsi henpon ini dikembalikan menjadi alat berhalo-halo dan kadang-kadang jadi senter.

0 comments:

Bike To Work

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP