header

The Old Man And The Bike

>> 04 Agustus 2009

Namanya pak Gito usianya nyaris 75 tahun namun badan dan raut mukanya masih terlihat segar. Pertemuan kami berawal di depan warungnya pakdhe tori di patal senayan, tempat kumpulnya temen-temen B2W dari cileduk dan sekitarnya atau yang tenar disebut d'Rock. Sore itu saya nyampe sebelum maghrib. Sambil menunggu temen-temen d'Rock sekalian mompa ban si eco yang kayaknya agak kempes. Tiba-tiba pundak saya ditepuk, reflek saya menoleh "Bisa pinjem pompanya mas? " Silahkan pak jawab saya. Telah berdiri dihadapan saya sorang bapak dengan celana bahan dan jaket biru pudar, kulit sepatunya nampak mengelupas di sana-sini. Sepeda federal biru disampingnya nampak kokoh dan terawat meskipun beberapa bagian catnya termakan karat. Saya pulang ke Cipondoh-Tangerang pak, jawab saya saat dia bertanya kemana saya pulang. Ooooo, saya ke kebonjeruk jawab si bapak, kalo gitu ntar bareng ya, saya sholat maghrib dulu.

Selepas sholat maghrib dan menikmati segelas teh panas kami sepakat untuk berangkat. Dari hasil ngobrol dengan pak gito saya jadi tahu kalo beliau ini pelaku bike2work sejati, bike4work malah. Setiap hari pak gito bersepeda hampir 100 km, ya 100 kilometer bukan 10 kilometer. Pekerjaannya sebagai kurir dokumen mengharuskan beliau keliling jakarta dari pagi hingga sore. Pagi hari pak gito berangkat dari rumahnya di kebonjeruk ke kantornya dibilangan TB simatupang, kemudian dilanjutkan mengantarkan surat dan dokumen ke alamat penerima di seputaran jakarta pusat, selatan dan timur. Rata-rata 30 sampai 50 dokumen diantarkannya dalam sehari mulai dari halim, cawang sampai perkantoran di sudirman thamrin. Saya juga sering lho mas nganter surat ke kantornya mas yang di gatot subroto itu kata pak gito dengan penuh semangat.

Iseng dalam pikiran saya terlintas pertanyaan pak gito ini bersepeda karena pilihan atau karena keadaan yang mengaruskan beliau terpaksa bersepeda. Dulu saya pake motor mas, bensinnya boros, sering macet kena polusi juga, saya jadi gampang sakit. Akhirnya motor itu lebih banyak nganggur dirumah dipake kalo perlu saja. Alhamdulillah jatah uang transpor dari kantor bisa saya tabung, lumayan buat nambah modal warung istri saya. Saya juga jadi jarang sakit, paling ya flu pilek ringan. Saya sungguh terharu dan bangga mendengar jawaban pak gito yang lugas itu.

Kami berpisah di kebonjeruk, sebelum berpisah saya copot biketag kuning dibawah sadel sepeda dan saya serahkan kepada pak gito. Beliaulah yang lebih layak mengenakan biketag tersebut. Dengan biketag itu mudah-mudahan banyak rekan B2W yang menyapanya dijalan , mengajaknya ngobrol sehingga semakin banyak cerita-cerita kebersahajaan pak gito yang diserap oleh kami pelaku B2W.

Read more...

Penjualan Sepeda Motor Akan Tembus 500.000 Unit

>> 31 Juli 2009

Sungguh fantastis 500.000 unit alias setengah juta motor diperkirakan bakal berlalu lalang di jalanan hanya dalam tempo satu bulan (Kompas 27/07/2009) , artinya rata rata tiap hari sekitar 16.666 unit motor yang berpindah ke tangan konsumen. Di Jakarta saja saat ini pengajuan permintaan STNK baru untuk motor sekitar 1.500 buah per hari, artinya dalam satu bulan sekitar 45.000 motor merangsek mencari jalur di jalanan kota Jakarta yang semakin sesak. Tidak menyisakan sedikitpun space buat sepeda dan pejalan kaki.

Read more...

Sekolah Kehidupan

>> 12 Juli 2009

Tuntutlah ilmu walau sampai ke negeri Cina, demikian sebuah hadist Nabi mengatakan. Maksudnya adalah belajar tidak mengenal waktu dan tempat, kapanpun dan dimanapun proses menjadi lebih pintar dan bijaksana dapat dilakukan. Hal itulah yang coba ditanamkan pada anak anak SD Regina Pacis Bogor 7 Mei 2009 silam . Sebuah pemandangan yang menarik perhatian saya di gerbong nomor 2 KRL Pakuan Exspres tujuan Bogor - Jakarta Kota. Ketika kereta menunggu diberangkatkan, naiklah serombongan pengamen ke atas gerbong. Saat bersiap untuk memulai aksi gerbongnya -aksi panggung kan kalo dilakukan di panggung- tiba-tiba tiga bocah tanggung muncul dan berkata "Bang boleh ikut ngamen ya" dan tanpa sungkan ketiganya mengeluarkan properti, kicrikan (bahasa jawa, saya malas mencari padanan kata bahasa Indonesianya) dan langsung in action. Dua buah lagu ST 12 pun mengalun diiringi hentakan kicrikan dan sesekali lengkingan vocal polos mereka. Selesai beraksi, topi buat menampung recehan pun mereka edarkan. Saya mengeluarkan selembar ribuan dan memasukkan kedalamnya. Sambil lalu saya iseng bertanya Dik, kok ikutan ngamen emang nggak malu? . Dan jawaban yang keluar dari mulut bocah itu sungguh membuat saya speechless, Lho ngapain malu om, ini kan cari duit halal bukan nyolong atau korupsi. Ironis, sebuah kearifan dan kedewasaan muncul bukan dari orang yang mengaku sudah dewasa, justru dari mereka yang selalu kita anggap anak ingusan, bocah kemaren sore.

Seandainya semua orang dewasa seperti mereka




Read more...
Bike To Work

  © Free Blogger Templates Autumn Leaves by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP